IPTEK GUNA
MENDUKUNG PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
Tanpa disadari, pola konsumsi
makanan memiliki keterkaitan erat dengan permasalahan dalam hal lingkungan.
Salah satu organisasi dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni United
Nations Environment Programme(UNEP) berperan mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas anggota PBB dengan membantu negara-negara berkembang
melaksanakan kebijakan mengenai alam dan menggalakkan sustainable
development di dunia. “Terkait pola makan ini maka UNEP mengangkat
tema THINK-EAT-SAVE pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dimana tahun ini
di Indonesia disesuaikan menjadi Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi untuk
Selamatkan Lingkungan,” ungkap Joko P. Susanto, Direktur Pusat Teknologi
Lingkungan (PTL-TPSA) BPPT, di Pandeglang (19/9).
Pada acara yang bertemakan
“Diseminasi Pemanfaatan Iptek Guna Mendukung Pembangunan Yang
Berwawasan Lingkungan” ini, Direktur PTL BPPT mengungkapkan bahwa sebenarnya
persoalan lingkungan tidak dapat dilihat sebagai suatu hal yang berdiri
sendiri, namun sangat terkait oleh perilaku manusia terutama dalam memenuhi
kebutuhannya. “Guna memberikan solusi teknologi, Pusat Teknologi Lingkungan
dengan segala keterbatasan yang ada, tentu terus berusaha mengkaji dan
menerapkan teknologi yang ramah lingkungan sebagai bentuk kontribusi kami
kepada bangsa dan negara ini,” tegasnya.
Joko melanjutkan bahwa pada acara
yang berlangsung di Gedung Negara Pendopo Kabupaten Pandeglang ini, tim dari
PTL BPPT akan menyampaikan mengenai konsepsi kota hijau (green city) dan
perlunya penerapan teknologi penunjangnya. “Kita tahu hampir sebagian besar
masyarakat kita bahkan dunia tinggal di perkotaan. Kota telah menjadi sumber
dampak lingkungan yang masif. Penerapan teknologi ramah lingkungan termasuk
perubahan perilaku masyarakat perkotaan akan membawa dampak yang signifikan
bagi perbaikan lingkungan kita,” terangnya.
Konsep green city, lanjutnya,
tidak lepas dari pendekatan pengelolaan limbah yang mendekati “zero
waste”. “Disini dibutuhkan berbagai teknologi seperti daur ulang limbah cair
dan sampah, energi bersih sampai dengan teknologi material ramah lingkungan,
terangnya.
Senada dengan Direktur PTL,
Bupati Kabupaten Pandelang, Erwan Kurtubi menyatakan bahwa perkembangan suatu
daerah identik dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pembangunan, serta wawasan terhadap arti pentingnya suatu lingkungan tidak bisa
dipisahkan. Suatu negara atau daerah dapat dikatakan maju,
jika semakin banyak diterapkannya ilmu pengetahuan dan Teknologi.
Namun demikian, lanjutnya, kemajuan pembangunan tersebut tidak akan
berarti dan tidak akan berlangsung secara terus menerus atau berkelanjutan,
jika tidak berwawasan lingkungan.
Bupati Pandeglang juga memaklumi
bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan berhubungan dengan
pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya perubahan
ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat
negatif maupun yang positif. “Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus
berwawasan lingkungan. “Melalui pemanfaatan teknologi akan mewujudkan
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, yakni
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan bagi
generasi mendatang,” harapnya. Sebagai penutup, Direktur PTL juga
mengajak untuk bersama-sama memulai untuk merubah perilaku dan pola konsumsi
guna menjaga kesehatan kita serta kelestarian lingkungan hidup. “Semoga langkah
kita hari ini dapat menjadi inspirasi yang lebih baik lagi dalam mewujudkan
pembangunan yang ramah lingkungan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar