Sabtu, 30 Januari 2016

PLTA SEDERHANA

PROPOSAL PEMBUATAN PLTA SEDERHANA
DIAJUKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SOFTKILL

 DI SUSUN OLEH :
NAMA : EGI DESTA ARDIAN
KELAS : 3IB03
NPM : 12413790

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016






I.1. LATAR BELAKANG
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih belum digunakan.
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.
    Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berbagai permasalahan listrik hampir diseluruh dunia yang menjadi pertimbangan dari berbagai macam aspek mengenai sumber daya alam yang semakin lama semakin menipis.Dari situ banyak hal yang perlu dilakukan untuk menjadikan perubahan mengenai kebiasaandan perilaku manusia terhadap alam. Berbagai penelitian mengungkapkan hal paling amanuntuk memanfaatkan energi alami dibumi ini adalah memanfaatkan energi  alam yaitu air sebagai energi alternatif untuk diambil energinya dan diolah menjadi listrik oleh bantuan alat alat yang akan di buat untuk menghasilkan listrik . Mengenai berbagai aspek mengapa kita memerlukan penelitian ini dan mengembangkannya untuk dapat dipelajari sebagai langkah awal untuk dipelajarinya pemanfaatan energi air adalah:

1) Energi listrik yang kita gunakan (dari PLN) tidak dapat diperbaharui.
2) Energi listrik sekarang ini semakin menipis.
3) Upaya pemerintah dalam penanganan penghematan energi listrik.
4) PLTA adalah salah satu cara alternatif
5) Kelebihan PLTA di Indonesia.
I.3. BATASAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1) Menipisnya energi listrik di Indonesia
2) Upaya pemerintah dalam penghematan energi listrik di Indonesia.
3) PLTA sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik di Indonesia.


Dari batasan masalah selanjutnya dapat dirumuskan masalah yang dibahas, sebagai berikut:
1) Bagaimana cara menghindari menipisnya energi listrik di Indonesia?
2) Apa upaya pemerintah dalam penghematan energi listrik di Indonesia?
3) Mengapa PLTA dipilih sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik?


I.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1) Agar masyarakat indonesia bisa menghemat pemakaian energi listrisk
2) Membuat masyarakat indonesia lebih kreatif dengan membuat PLTA sendiri untuk daerah sekitar pemukiman nya
3) PLTA sangat lah cocok untuk indonesia karna gestur geografi dari indonesia itu sendiri banyak sekali anak anak sungai atau sungai besar di indosenia dan laut indosenisapun sangat lah luas





BAB II
METODE PENELITIAN


III.1. ALAT DAN BAHAN

Berdasarkan berbagai jenis komponen maka dapat diperoleh kalkulasi perhitungandaya yang didapat dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat atas daya tersebut :
 
·         Alat :
-          Obeng,
-          Palu,
-          Gunting seng,
-          Gergaji besi,
-          Solder, dan
-          Alat bor listrik.

·         Bahan :
-          Papan Alas (terbuat dari kayu ) 50x20cm
-          Plat Aluminium
   - (tebal 1 mm) 125x3 cm
   - (tebal 0,25 mm) 100x25 cm
-          Balok kayu
-          Dinamo (tegangan menyesuaikan)
-          Lem Alteco kecil
-          Lem Tembak kecil
-          Karet gelang Orin ( 2 buah )
-          Pilok ( Hitam )
-          As (silinder aluminium)
-          Rol 5 buah (ukuran menyesuaikan)
-          Lampu LED 0,5 W
-          Skrup 12 buah
-          Penjepit buaya ( 2 buah )
-          Kabel listrik kecil 50 cm
-          Minyak Pelumas Singer (ukuran kecil)


III.2.LANGKAH LANGKAH PENELITIAN
·         Siapkan Alat dan bahan.
·         Memasang balok kayu pada papan alas.
·         Memotong-potong plat aluminium ketebalan 1 mm (panjang menyesuaikan) lalu merangkainya sedemikian rupa di atas balok kayu yang telah menempel pada papan alas.
·         Membuat tempat mengalirnya air menggunakan plat aluminium (ketebalan 0,25 mm) dengan ukuran 75x9 cm, lalu lengkukan sedemikian rupa.
·         Membuat lubang skrup dan As, menggunakan alat bor listrik sebanyak 13 titik.
·         Meletakkan dinamo pada rangkaian. Dengan bantuan plat aluminium dan 2 buah Skrup lalu meletakkannya pada rangkaian sebagai berikut
·         Solder 2 buah kabel pada 2 titik aliran listrik pada dinamo, lalu sambung setiap kabel dengan sebuah penjepit buaya.
·         Lalu jepitkan lampu LED 0,5 W pada kedua penjepit buaya tersebut.
9. Meletakkan kincir, sistem, dan 2 buah karet gelang orin pada sistem, lalu pastikan semua terpasang rapi, jangan ada yang gocak. Cara mencegah gocak adalah menambahkan penahan As terbuat dari tembaga lalu masukkan ke dalam lubang yang telah dibor.
·         Kemudian uji terlebih dahulu, putar kincir menggunakan tangan, apakah lampu LED tersebut menyala atau tidak? 


Minggu, 24 Januari 2016

MACAM MACAM ENCODING ( POLAR , UNIPOLAR , BIPOLAR )

PENGERTIAN ENCODING
 adalah proses untuk mengubah sinyal ke dalam bentuk yang dioptimasi untuk keperluan komunikasi data dan penyimpanan data. Kedua hal inilah yang saling mendukung untuk mengubah bentuk sinyal sehingga bisa disalurkan dari pengirim ke penerima. Dalam hal modulasi, komunikasi data ada yang menggunakan sinyal digital. Tetapi komunikasi ini memiliki kelemahan yaitu jarak tempuh yang tidak terlalu besar akibat pengaruh noise berupa redaman yang terjadi pada media transmisi. Sedangkan komunikasi data menggunakan sinyal analog jarak tempuhnya akan menjadi lebih besar.

MACAM-MACAM KETENTUAN ENCODING :

1. POLAR ENCODING

Jenis pengkodean polar menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V dan +V (tegangan positif dan negatif) untuk menyatakan data biner dengan nilai 0 dan 1. Ada beberapa jenis polar encoding yaitu: NRZ (Non Return to Zero), RZ (Return to Zero) dan Biphase.





·                     NRZ-L (Non Return to Zero Low)

Level +V digunakan untuk menyatakan data biner 0, sedangkan level tegangan –V digunakan untuk menyatakan data biner 1.
·                     NRZ-I (Non Return to Zero Inverted)
Representasi level –V atau +V menyatakan adanya perubahan data biner dari menuju logika 1. Artinya, setiap ada perubahan urutan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1, maka level tegangan akan berubah dari sebelumnya. Misalkan level sebelumnya +V maka perubahan bit 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya menjadi –V dan sebaliknya jika level sebelumnya –V maka perubahan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya berubah menjadi +V. Perubahan data dari 0 ke 0 dan 1 ke 0 tidak akan menyebabkan perubahan level tegangan.



·                     RZ (Return to Zero)
Pengkodean saluran jenis Return to Zero (RZ) menggunakan level –V dan +V dengan transisi di pertengahan bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi dari level –V menuju 0V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi dari level +V menuju 0V. Contoh pengkodean saluran jenis RZ ditunjukkan pada gambar berikut ini.
·                     Manchester
Pengkodean Manchester menggunakan level –V dan +V dengan transisi ditengah-tengah bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari +V menuju –V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari –V menuju +V.
·                     Differential Manchester
Pengkodean Differential Manchester merupakan modifikasi pengkodean Manchester, dimana letak transisi level tegangan dari –V menuju +V atau sebaliknya yaitu +V menuju –V dipengaruhi oleh data biner. Data biner 0 ditandai dengan transisi level tegangan terletak diawal interval data bit, sedangkan data biner 1 ditandai dengan transisi level tegangan terletak ditengah interval bit dari data.




2. UNIPOLAR ENCODING

Pengkodean unipolar memiliki 2 kodisi tegangan / voltase, dimana data biner 0 ditandai dengan kondisi 0V sedangkan data biner 1 ditandai dengan kodisi +V yang bisa bernilai +5V sebagai contoh. Penggunaan umum dari uniploar encoding adalah TTL Logic Level pada komputer dan digital logic.



3. BIPOLAR ENCODING

Bipolar encoding memiliki 3 level tegangan/voltase. 0 atau rendah direpresentasikan dengan 0V dan 1 direpresentasikan dengan +V dan -V secara bergantian.


SUMBER :
http://haris-ti.blogspot.co.id/2012/04/teknik-encoding-data-digital-sinyal.html
http://beecry.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-encoding.html

Catatan kuliah komunikasi digital 

Minggu, 17 Januari 2016

PENJELASAN QAM

1.   Yang di maksut dengan  QAM (Quadrature Amplitudo Modulation) adalah bentuk modulasi sinyal data ke sebuah pembawa yang di gunakan untuk komunikasi radio QAM banyak di gunakan karna suatu keunggulan dari pada pembawa sinyal / modulasi data  yang laen seperti psk .
QAM mampu membawa sinyal dimana 2 pembawa bergeser dalem fase 90 derajat sambal di modulasi dan menghasilkan output berupa variasi amplitude dan variasi fase , kedua itu bias juga di sebut dengan sebagai campuran dari amplitude dan modulasi fase  . QAM juga merupakan suatu cara pentransmisian pada laju bit-bit yang lebih tinggi pada saluran/kanal dengan lebar pita yang terbatas. QAM merupakan perpaduan dari ASK dan PSK. Tiap carrier adalah modulasi ASK. QAM biasa digunakan pada Assymetric Digital Subscriber Line (ADSL) dan beberapa wireless.

2.       4 QAM ( 1 Amplitude, 4 Phase )


                                                                   

Data masukan pada QAM 4 keadaan di bagi menjadi 2 kanal. Dengan QAM 4 keadaan keluaran yang mungkin untuk satu frekuensi pembawa. Untuk memperoleh 4 kondisi masukan yang berbeda maka data masukan biner digabung menjadi dua kelompok bit yang disebut DIBIT (2^2 = 4). Masing–masing kode dibit menghasilkan salah satu keluaran yang mungkin.






3.       8 QAM ( 2 Amplitude, 4 Phase )
                        
                                


QAM 8 keadaan adalah teknik encoding M-er dengan M=8. Dengan QAM 8 keadaan keluaran yang mungkin untuk satu frekuensi pembawa. Untuk memperoleh 8 kondisi masukan yang berbeda maka data masukan biner digabung menjadi tiga kelompok bit yang disebut TRIBIT (2^3 = 8). Masing –masing kode tribit menghasilkan salah satu keluaran yang mungkin.

Sumber :
  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi_amplitudo_kuadratur
  2. Kusmaryanto Sigit, Teknik Modulasi Quadrature Amplitude Modulation.
  3. Catatan kuliah komunikasi digital